Instrumen musik tiup marching band
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
IInstrumen-instrumen musik tiup logam
Instrumen musik tiup marching band atau lebih dikenal dengan Marching
brassmerupakan instrumen-instrumen musik tiup logam yang telah didisain
untuk dimainkan sambil berjalan, umumnya instrumen musik tersebut
digunakan dalam penampilan marching band. Perbedaan utama dengan
instrumen musik tiup logam lainnya umumnya terdapat pada corong yang
menghadap ke depan (bell-front), menggunakan sistem katup (antara tiga
hingga empat katup), dan artikulasi yang dirancang untuk penampilan di
lapangan terbuka (outdoor). Corong yang menghadap ke muka berfungsi
untuk membuat suara yang dihasilkan dapat terproyeksi ke arah depan
sesuai dengan posisi yang umumnya dipilih oleh penonton dalam sebuah
pertunjukan marching band.
• 1 Terompet
• 2 Mellophone
• 3 Tenor Horn
• 4 Baritone Horn/Euphonium
• 5 Contra Bass/Tuba
• 6 Lihat pula
Terompet
Terompet dalam penampilan musik marching band digunakan sebagai soprano,
umumnya memainkan melodi dalam musik. Meski demikian umumnya dalam
aransemen musik marching band fungsionalitas soprano dibagi menjadi dua
atau tiga kelompok untuk memainkan nada yang berbeda (biasanya mengisi
rentang suara sopran, dan mezzo-sopran). DiIndonesia umumnya grup-grup
marching band menggunakan terompet bernada dasar B♭, namun terdapat pula
grup-grup marching band yang menggunakan terompet bernada dasar G.
Mellophone
Mellophone merupakan instrumen musik tiup yang ditujukan sebagai pengisi
suara alto-soprano. Penggunaan mellophone dalam marching band umumnya
lebih diminati karena suara dan intonasi yang dihasilkannya lebih
konsisten dibandingkan instrumen musik sejenis seperti French Horn.
Jenis mellphone yang paling banyak digunakan umumnya bernada dasar F,
namun banyak pula ditemukan instrumen bernada dasar G. Biasanya sebuah
instrumen mellophone memiliki kemampuan untuk dimainkan dengan nada
dasar G ataupun F dengan mengganti panjang pipa udara yang umumnya
tersedia sebagai bagian dalam kelengkapan instrumen tersebut.
Tenor Horn
Tenor horn dalam kategori ini merupakan jenis instrumen musik tiup logam
dalam keluarga trombone tenor yang telah didisain secara khusus untuk
keperluan marching band. Instrumen ini tidak menggunakan sistem geser
melainkan menggunakan sistem katup untuk memainkannya, dan panjang dari
instrumen ini lebih pendek dari trombone biasa dengan pipa suara yang
menggunakan model lipat seperti yang terdapat pada instrumen musik tiup
lain: terompet, mellophone. Beberapa pabrikan kadang-kadang memberi nama
secara khusus untuk instrumen ini, misalnya: dynabone. Umumnya
instrumen tenor horn yang digunakan oleh grup marching band di Indonesia
menggunakan nada dasar B♭.
Baritone Horn/Euphonium
Meskipun memiliki fungsi yang sama dengan instrumen yang digunakan dalam
pertunjukan orkestra, bentuk baritone horn ataueuphonium yang digunakan
dalam penampilan marching band telah didisain secara khusus dengan
corong menghadap ke muka dan umumnya telah dilengkapi dengan sistem tiga
katup. Sesuai dengan namanya instrumen ini digunakan untuk mengisi
suara dalam rentang nada baritone. Umumnya instrumen yang digunakan
dalam penampilan marching band menggunakan nada dasar B♭.
Contra Bass/Tuba
Contra bass atau Tuba digunakan dalam penampilan musik marching band
untuk mengisi suara dalam rentang nada bass. Perbedaan antara contra
bass dan tuba terletak pada nada dasar yang digunakan pada instrumen
tersebut. Jika nada dasar yang digunakan pada instrumen tersebut adalah G
maka disebut dengan contra bass, sebaliknya bila menggunakan nada dasar
B♭ maka dinamakan sebagai tuba. Seperti umumnya instrumen musik tiup
logam yang digunakan dalam penampilan marching band, instrumen ini telah
didisain pula untuk dimainkan sambil berjalan dengan corong menghadap
ke depan. Namun berbeda dengan instrumen musik lainnya, karena ukurannya
yang besar, untuk memainkan instrumen musik ini dilakukan dengan cara
dipanggul.
Instrumen musik perkusi marching band
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Instrumen musik perkusi marching band atau disebut sebagai Marching
percussion merupakan instrumen-instrumen musik perkusiyang didisain
untuk dimainkan sambil berjalan dengan meletakkan drum pada alat pengait
khusus (disebut dengan carrier) yang dikenakan oleh drummer. Drum-drum
tersebut didisain dan disetem dengan artikulasi maksimum dan dilengkapi
proyeksi suara karena aktivitas penggunaan yang umumnya di lapangan
terbuka ataupun ruang tertutup yang luas. Instrumen ini biasanya
digunakan oleh grupmarching band. Ensembel marching percussion sering
pula disebut sebagai drumline atau battery. Tingkat kemampuan sebuah
drumline tidak hanya bermain dengan baik, namun juga harus mampu untuk
bermain dengan baik dalam tempo cepat ataupun lambat.
• 1 Snare drum
• 2 Drum tenor
• 3 Drum bass
• 4 Simbal
• 5 Pranala luar
Snare drum
Ukuran marching snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran yang
biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara
yang dihasilkan menjadi lebih keras, sesuai dengan kebutuhannya untuk
penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x kedalaman)
adalah 13×11 dan 14×12 inci dengan berat antara 16-45 lb. Ukuran yang
lebih kecil (13×9) akhir-akhir ini menjadi populer digunakan untuk
kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. snare drum “high tension”
modern dikembangkan sebagai jawaban atas tensi membran yang lebih tinggi
yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau kevlar. Drum
tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan
menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band.
Drum tenor
Marching band modern umumnya menggunakan multi-tenor, yang terdiri atas
beberapa tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah drum
biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara ke arah
depan. membran head menggunakan double-ply PET film untuk meningkatkan
kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan
malet yang terbuat dari kayu atau aluminimum dengan ujung berbentuk
bundar terbuat dari nilon.
Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunakan
untuk bermain snare drum, lebih mirip seperti bermain timpani karena
membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan
bagian di tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara
yang lebih nyaring.
Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12,13, dan 14 inci
yang diatur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua
buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah
dalam.
Drum bass
Ukuran drum bass yang digunakan pada ensembel perkusi modern bervariasi,
dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah
setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut
berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass
dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line
menggunakan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda-beda,
tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer.
Simbal
Simbal dalam marching band tidak dimainkan dengan tujuan yang sama
seperti orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus
untuk kebutuhan marching band. Simbal marching band biasanya terdiri
atas dua keping yang terpasang pada ke dua tangan pemainnya. Untuk
memainkan simbal marching band kedua kepingan itu diadu satu dengan
lainnya sehingga menghasilkan suara. Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup
marching band bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Mayoret
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mayoret merupakan seseorang yang melakukan aksi tari, atau gerakan
dalam suatu penampilan parade drum band dengan menggunakan sebuah
tongkat mayoret yang disebut dengan baton. Biasanya mayoret diperankan
oleh seorang wanita, namun pada perkembangannya peran mayoret ini bisa
pula dilakukan oleh laki-laki, umumnya ditemukan pada grup drum band
kemiliteran. Peran mayoret awalnya merupakan asimilasi dari peranpemandu
sorak yang diadaptasikan sedemikian rupa dalam penampilan parade drum
band untuk menyeimbangkan dinamisasi pertunjukan dari kesan peran kaku
pada barisan para pemain instrumen musik (termasuk di dalamnya pemain
instrumen musik tiup dan perkusi). Seorang mayoret dapat melakukan
berbagai macam aksi dalam penampilannya seperti memutar-mutar tongkat,
bayonet, tongkat bendera, ataupun melempar baton. Mayoret kadang-kadang
pula melakukan beragam atraksi sulap, ataupun atraksi tertentu untuk
menarik perhatian seperti kombinasi memainkan, memutar-mutarkan, serta
melempar hingga empat baton secara bersamaan.[1]
Di Indonesia, peran mayoret dalam sebuah grup drum band tidak hanya
terbatas fungsinya sebagai penari, mayoret lebih sering memerankan
sebagai pemimpin, pemandu barisan dalam membentuk suatu formasi dalam
penampilan. Terkadang seorang mayoret dapat pula menggantikan fungsi
komandan lapangan (dalam bahasa Inggris disebut Field Commander) pada
saat-saat tertentu. Beberapa grup marching band di Indonesia masih
menggunakan mayoret sebagai salah satu bagian dalam penampilannya, namun
dalam perkembangannya keberadaan mayoret mulai ditanggalkan.
Orkes barisan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orkes barisan (Inggris: marching band) adalah sekelompok barisan
orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah
kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara
bersama-sama. Penampilan orkes barisan merupakan kombinasi dari
permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari
pemainnya. Umumnya, penampilan Orkes barisan dipimpin oleh satu atau dua
orang Komandan Lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun
lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang
senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alurkoreografi terhadap lagu yang
dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh
sejumlah pemain bendera.
Orkes barisan umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota,
komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya atau corak
penampilannya. Pada awalnya orkes barisan dikenal sebagai nama lain dari
drum band. Penampilan orkes barisan pada mulanya adalah sebagai
pengiring parade perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan
terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta
memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh
melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa
personel pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik orkes barisan
dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai
sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan orkes barisan umumnya bersifat lebih
harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam
peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih
dinamis, dan corak penampilannya membuat orkes barisan merupakan
kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya
memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari
instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang
paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran
ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan orkes barisan
di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
Sejarah
Orkes barisan bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama
dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun
festival. Seiring dengan perjalananan waktu, orkes barisan berevolusi
menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara
kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal orkes militer yang kemudian
menjadi awal munculnya orkes barisan saat ini.[1][2]
Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup
banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi
milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan,
tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya
masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan
sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut
atas budayadrum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi
PDBI (singkatan dari “Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia”) yang
dibina oleh Menpora (singkatan dari “Menteri pemuda dan olahraga”).
Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada
permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band
yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya,
orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik
permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika,
khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam
penampilan orkes barisan menjadi lebih mudah dibedakan dari corak
penampilan drum band.
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penampilan orkes barisan umumnya dapat
dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara
memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak langsung pula memengaruhi
struktur organisasi kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut
kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori memiliki pelatih
tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya berpengaruh
pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan
kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.
Instrumen musik tiup
Pada mulanya, ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam orkes
barisan identik dengan yang digunakan drum band (orkes barisan versi
terdahulu). Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik
tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn,saksofon (termasuk di dalamnya
sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan fluteyang jamak
digunakan sebelumnya sudah ditinggalkan. Umumnya, instrumen musik tiup
yang digunakan dalam orkes barisan menggunakan nada dasar B♭ atau F.
Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan orkes barisan umumnya
adalah:
Trompet
French Horn
Mellophone
Tenor Horn
Baritone, Euphonium
Contra Bass/Tuba
Instrumen musik perkusi
Instrumen musik perkusi dalam orkes barisan merupakan jenis instrumen
bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti
halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik
perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai lini drum atau battery.
Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan orkes barisan umumnya lebih
sedikit dari yang digunakan pada drum band. Instrumen-instrumen
tersebut adalah:
Snare drum
Drum tenor / Quint
Drum bass (umumnya menggunakan 4 sampai 6 jenis drum bass yang berbeda)
Simbal
Instrumen pit (statis)
Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang
bernada. Pada penampilan orkes barisan, jenis instrumen ini bersifat
statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen
lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan
dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan orkes barisan
umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band (orkes barisan
terdahulu). Beberapa grup orkes barisan bahkan kadang-kadang merakit
sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik
yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada
penampilan orkes barisan antara lain:
Xylophone
Vibraphone
Marimba
Simbal
Gong cina
Timpani
Drum bass konser
Tubular bell
Instrumen bendera
Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan
dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tarian untuk
menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada
praktiknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakanbendera sebagai
aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti
senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu, tergantung pada
koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun
biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah; bendera, dan senapan
kayu.
Aspek-aspek penampilan
Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan orkes barisan pada dasarnya
dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek
visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada
proses penyiapan sehingga sebuah grup orkes barisan siap tampil. Umumnya
latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah
terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai sebuah penampilan utuh.
Aspek musikal
Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan orkes barisan umumnya
membawa saturagam yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa ragam
dalam satu tema yang sama, namun ragam yang dibawa dalam satu
penampilan tiap-tiap orkes barisan bisa berbeda-beda.
Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan
tiap-tiap orkes barisan memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian
“pembuka” yang ditujukan untuk mendapat perhatian penonton, “solo
perkusi” atau disebut dengan feature, “balada” yang menampilkan solo
musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan “penutup” sebagai puncak
dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai
dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo,
birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang
lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan keterampilan grup.
Aspek visual
Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan orkes
barisan. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris
yang digunakan, aksi-aksi tarian yang dibawakan oleh para pemain
bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu
yang dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat
dalam formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan
aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain
untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.
Perangkat lunak
Bentuk penampilan orkes barisan yang dinamis umumnya membuat
kompleksitas aransemen lagu dan perancangan formasi barisan menjadi
lebih tinggi. Para pelatih orkes barisan instrumen musik umumnya
memanfaatkan perangkat lunak sebagai alat bantu untuk memecahkan tingkat
kompleksitas tersebut dalam proses aransemen lagu, melakukan ekstraksi
atas partitur ke dalam tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk
instrumen musik tiup, perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan
pelatih visual, perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan
formasi barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan terjadinya
tabrakan antar pemain, dan visualisasi permainan tiap lagu dalam suatu
penampilan.
Beberapa perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu
menggabungkan desain formasi barisan dan aransemen musik sehingga
menjadi suatu bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan
gambaran atas simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang terlibat
dengan tujuan untuk mempermudah pemain dalam memahami alur pertunjukan
dan aliran pergerakan formasi barisan.
Perangkat lunak pembantu perancangan aransemen lagu
Perangkat lunak pembantu perancangan formasi barisan
Kompetisi
Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan orkes barisan di
Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing orkes barisan
umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik
permainan tertentu untuk menunjukkan kemampuan grup orkes barisan
tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi
ciri khas penampilan suatu orkes barisan. Skala kompetisi ini bisa
mencakup tingkat daerah, provinsi, ataupun nasional. Di Indonesia
terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang
diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara
konsisten adalah Grand Prix Marching Band.
Drumline
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari drumline sebagai seksi perkusi dari marching band yang dibahas pada artikel ini, lihat Drumline (film).
Drumline merupakan seksi perkusi yang umumnya bermain sebagai bagian
dari suatu penampilan ensembel musik yang dimainkan sambil berjalan.[1]
Drumline biasanya tergabung dalam suatu grup marching band, namun
kadang-kadang dapat pula eksis sebagai sebuah ensembel mandiri.[2]
Istilah battery biasanya secara spesifik menunjuk pada bagian dari
drumline. battery merupakan sekelompok orang dalam drumline yang
melakukan beragam gerakan dan aksi manuver di lapangan.
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam battery biasanya terdiri atas
snare drum, drum tenor yang dikenal pula sebagai quint-tom, drum bass,
dan simbal.[2]Instrumen-instrumen lainnya yang digunakan dalam
penampilan drumline yang umumnya bersifat statis disebut sebagai
ensembel muka atau instrumen pit.[2] Instrumen pit tidak dimainkan dalam
barisan seperti halnya battery, melainkan umumnya diletakkan di sebelah
depan lapangan yang digunakan dalam penampilan.
Battery
Drumline Eagle High School, Amerika.
Pada masa lalu, selain dari instrumen-instrumen battery yang umum
digunakan saat ini, marching timpani merupakan salah satu instrumen yang
digunakan sebagai bagian dari battery. Namun dalam perkembangannya,
instrumen ini pada akhirnya diadaptasikan penggunaannya sebagai
instrumen pit. Demikian pula halnya dengan instrumen pit lainnya seperti
lira, silofon, dan vibraphone. Dalam penampilan marching band modern
saat ini para pemain snare drum, tenor, drum bass, dan kadang-kadang
simbal umumnya disebut pula sebagai battery, sementara pit, atau
ensembel muka, sebagai perlengkapan yang dimainkan di depan lapangan
permainan.
Komandan Lapangan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Drum major Marching Band Universitas Texas Tech
Drum Major, atau Field Commander, atau Komandan Lapangan adalah pemimpin
dari suatu penampilan marching band yang diperankan oleh satu atau dua
orang yang memimpin penampilan di atas panggung ataupun podium. Seorang
komandan lapangan bertugas memberi perintah baik secara verbal,
menggunakan isyarat melalui gerakan tangan, ataupun baton atas suatu
gerakan dalam barisan, artikulasi suara, ataupun menjaga tempo dalam
permainan. Pada penampilan parade sebuah drum band, peran komandan
lapangan kadang-kadang digantikan pula oleh mayoret. Biasanya seorang
komandan lapangan mengenakan seragam yang berbeda dari yang dikenakan
oleh pemain lainnya, umumnya menggunakan ornamen dan aksesoris yang
lebih mencolok sehingga menarik perhatian publik.
Sejarah
Keberadaan komandan lapangan dalam marching band bermula dalam tradisi
korps drum militer inggris di tahun 1650. Kalangan militer saat itu
umumnya melaksanakan instruksi ataupun berperang atas instruksi yang
diberikan melalui isyarat dari komandannya, dan penampilan korps drum
yang dipimpin oleh komandan lapangan bertugas memberikan
instruksi-instruksi dalam bentuk isyarat kapada seluruh pemain.
Pada dasarnya, komandan lapangan korps drum militer bertanggung jawab atas:
Pemberi instruksi pada seluruh pemain
Disiplin militer atas seluruh anggota dalam korps drum
Standar seragam dan aksesoris penampilan seluruh pemain
Melaksanakan fungsi administratif korps
Melatih dasar baris-berbaris militer, koreografi, dan gerakan pemain
Notasi musik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik,
nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nadadan not saling
dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur.
Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok, yang didasarkan pada
paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan
ketinggian nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal
sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Durasi nada
ditunjukkan dalam ketukan.
Terdapat pula bentuk notasi lain, misalnya notasi angka yang juga
digunakan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, India, danTiongkok.
Notasi balok
Notasi Gregorian awal notasi balok
Notasi Gregorian, ditemukan oleh Paus Agung Gregori pada tahun 590, .[1]
adalah awal penulisan musik dengan not balok. Namun, Notasi Gregorian
belum ada panjang nada (dinyanyikan sesuai perasaan penyanyi) dan masih
dengan balok not yang 4 baris.
Not balok yang sekarang ini telah sempurna sekali untuk musik dibandingkan Notasi Gregorian.
[sunting]Unsur-unsur notasi balok
Interval not antarspasi (atau antargaris) adalah terts, sedangkan interval antara garis dan spasi adalah sekunde.
Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai
dasar. Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan
instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan pada paranada dan dibaca
dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang
berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara
vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis
paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti
digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan interval terts,
sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah
interval sekunde. Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada
yang diwakili oleh garis dan spasi pada paranada tersebut. Pada gambar
di samping, kunci-Gdigunakan, menandakan bahwa garis kedua dari bawah
melambangkan nada g¹. Dengan demikian, interval terts pada gambar di
samping adalah pasangan nada a1–c2, sedangkan interval sekunde merupakan
pasangan nadaa1–b1. Not-not yang melambangkan tinggi nada di luar
jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan
menggunakangaris bantu yang diletakkan di atas atau di bawah paranada.
Contoh penggunaan notasi balok
Penggunaan notasi balok dijelaskan dalam contoh yang diambil dari bagian
awal karya Johann Strauss, An der schönen blauen Donauyang
disederhanakan ( perdengarkan).
Bagian awal An der schönen blauen Donau yang disederhanakan.
1. Di sebelah kiri atas pada awal lagu biasanya ditempatkan petunjuk
tempo (yaitu kecepatan lagu), seringkali dalam bahasa Italia, yang di
sini menunjukkan “tempo waltz”. Selain itu juga terdapat penanda
metronom dalam satuan BPM (beats per minute), di sini 142 ketukan per
menit.
2. Tanda birama menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas tanda
birama menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah
menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 3/4 di sini menunjukkan
bahwa terdapat tiga ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti dua
ketukan lemah, dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
3. Garis birama merupakan pemisah antarbirama.
4. Pada bagian awal paranada terdapat kunci-G yang menandakan bahwa
garis kedua dari bawah melambangkan nada g¹(berfrekuensi sekitar 418
Hz).
5. Tanda mula utama yang di sini terdiri dari dua tanda mula kres pada
garis nada c dan f menunjukkan bahwa kedua nada tersebut dinaikkan
setengah nada dalam semua oktaf (dimainkan sebagai nada cis dan fis)
serta menunjukkan bahwa karya musik bersangkutan bertangga nada D mayor
atau B minor.
6. Not pertama adalah not seperempat dengan nada d1, dengan dinamika
(nyaring lembutnya suara) mf (bahasa Italia, mezzo forte: agak nyaring).
Dapat dilihat bahwa not tersebut langsung diikuti garis birama walaupun
tiga ketuk dalam birama tersebut belum selesai. Dengan demikian, karya
ini dimulai bukan dengan ketukan pertama bertekanan, melainkan dengan
ketukan ketiga lemah dalam suatu birama pembuka (anacrusis).
7. Not kedua juga merupakan not seperempat dan bernada d1 yang jatuh pada ketukan pertama dalam birama berikutnya.
8. Tanda legato menghubungkan not d1 tersebut dengan not fis1 dan a1,
menandakan bahwa ketiga not tersebut harus dimainkan secara legato
(sambung-menyambung).
9. Pada birama berikutnya terdapat not setengah bernada a1 berdurasi dua ketukan.
10. Berikutnya terdapat not seperempat dengan dua kepala not pada posisi
nada fis2 dan a2, menandakan bahwa kedua nada tersebut harus dimainkan
bersamaan. Di atas not tersebut terdapat tanda staccato, menandakan
bahwa not tersebut harus dimainkan secara staccato (terpisah nyata dari
not sebelum dan sesudahnya).
11. Tanda diam seperempat menandakan bahwa tidak ada nada yang dimainkan selama (dalam hal ini) satu ketukan.
12. Di bawah tiga birama terakhir terdapat tanda decrescendo, menandakan
bahwa pada ketiga birama tersebut terdapat perubahan dinamika, yaitu
dimainkan makin melembut (dapat juga ditulis decresc. atau dim.,
diminuendo).
Notasi Angka
Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4
(fa), 5 (sol), 6 (la) dan 7 (si). Nada 1 tanpa titik merupakan nada C
natural di notasi balok. Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa
not tersebut naik satu birama dari nada asli, sedangkan tanda satu
titik di bawah not menunjukkan bahwa not tersebut turun satu birama dari
nada asli.
Membaca Notasi Angka
Notasi angka 4 suara SATB
1. Do = G menunjukkan nada dasar lagu tersebut.
2. 4/4 menunjukkan Tanda birama yang menunjukkan ritme lagu. Angka di
bagian atas tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per birama,
sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama
4/4 di sini menunjukkan bahwa terdapat empat ketukan dalam birama, satu
ketukan kuat diikuti tiga ketukan lemah, dan masing-masing ketukan
bernilai not seperempat
3. Tempo = 66 menunjukkan tempo lagu, artinya dalam satu menit ada 66 ketuk.
4. SATB menunjukkan tipe suara yang menyanyikan baris tersebut.
5. P berarti ‘piano’ yang berarti lembut, artinya lagi ini dengan dinamika yang lembut.
6. Tanda Crescendo yang dilanjutkan dengan tanda decrescendo,
menunjukkan ada perubahan dinamika, yakni mengeras, kemudian melembut
lagi.
7. Garis birama yang merupakan pemisah antar birama.